Kemoterapi diklaim sebagai pengobatan kanker paling efektif saat ini. Kemoterapi merupakan suatu terapi kanker dimana dalam terapi tersebut menggunakan zat kimia atau obat-obatan. Pemberian obat dilakukan dengan oral atau infus. Kemoterapi bertujuan memberi racun pada sel-sel kanker untuk membunuh sel-sel tersebut. Sejak tahun 1950, kemoterapi telah menjadi standar protokol dalam pengobatan kanker. Hingga saat ini telah lebih dari 50 obat-obatan telah digunakan untuk kemoterapi. Obat-obatan atau bahan kimia dalam kemoterapi dimasukkan kedalam tubuh dalam bentuk tablet atau melalui infuse intravena dan suntikan langsung. Suntikan langsung biasanya dilakukan pada otot, rongga tubuh atau dibawah kulit. Pemberian kemoterapi didasarkan pada jenis kanker. Kemoterapi dapat diberika setiap hari, seminggu sekali hingga lebih dari sebulan sekali.

Biaya Kemoterapi

Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bagi dokter sebelum menyarankan kemoterapi. Faktor-faktor tersebut antara lain jenis kanker, stadium kanker, status hormon reseptor, kesehatan organ tubuh seperti hati, ginjal dan sebagainya serta apakah anda sudah menopause. Kemoterapi dapat diaplikasikan sebagai terapi utama, terapi tambahan atau terapi paliatif. Kemoterapi sebagai terapi primer atau terapi utama jika kemoterapi bertugas untuk membunuh sel-sel kanker. Jika hanya untuk memastikan bahwa kanker sudah bersih dan memastikan bahwa kanker tidak kembali lagi, kemoterapi biasanya diaplikasikan sebagai terapi tambahan atau terapi ajuvan. Kemoterapi yang ditujukan bukan untuk memberantas habis sel kanker dan hanya untuk mengendalikan pertumbuhan tumor adalah kemoterapi sebagai terapi paliatif. Satu sesi kemoterapi biasanya membutuhkan waktu dua hingga tiga jam, namun dapat berlangsung lebih lama bagi beberapa orang. Disamping menjadi pengobatan paling efektif, kemoterapi juga memiliki efek samping bagi tubuh.

Sumber: https://www.amazine.co/

Zat kimia atau obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi beresiko tidak bisa membedakan sel kanker berbahaya dan sel tubuh normal yang sama-sama tumbuh dengan cepat. Pada dasarnya, obat kemoterapi bekerja dengan cara membunuh semua sel yang tumbuh atau membelah diri dengan cepat sehingga efek samping terjadi. Sel tubuh normal yang tumbuh dengan cepat contohnya adalah sel-sel sumsum tulang, sel-sel folikel rambut, sel-sel kulit dan sel dalam lambung. Masalah seperti rambut rontoh, merasa lemah, lelah dan sakit dapat menjadi efek samping yang dirasakan tubuh setelah kemoterapi. Obat-obatan kemoterapi yang menyerang sel dalam perut dapat menyebabkan pencernaan terganggu sehingga pasien menggalami diare, tidak nafsu makan, mual dan kram perut. Obat kemoterapi juga bisa berpengaruh pada memori, organ reproduksi dan penglihatan serta pendengaran pasien. Tubuh juga bisa menjadi mudah memar dan berdarah karena efek samping obat-obatan kemoterapi.

Banyak pasien yang mengalami efek samping begitu mengganggu setelah menjalani kemoterapi, walau ada beberapa orang yang hanya mengalami sedikit efek samping. Dokter biasanya memberikan obat untuk mengatasi efek samping kemoterapi. Serupa dengan faktor yang menjadi pertimbangan bagi dokter sebelum menyarankan kemoterapi, biaya kemoterapi juga dapat bervariasi tiap orang. Biaya kemoterapi berbeda tergantung pada penyedia pelayanan kesehatan, jenis obat dan jenis kanker. Dalam satu sesi kemoterapi pasien bisa menghabiskan tiga juta hingga puluhan juta tergantung pada beberapa hal diatas. Selama menjalani program kemoterapi, dokter atau perawat biasanya menganjurkan beberapa hal pada pasien seperti istirahat yang cukup, melakukan olahraga ringan, memakan makanan sehat dan tetap berkonsultasi pada dokter jika anda ingin menggunakan suplemen atau vitamin tertentu. Menjaga daya tahan tubuh dan makan makanan bernutrisi dapat meminimalisir efek samping selama program kemoterapi.

Daftar gratis di Olymp Trade: