IPO (Initial Public Offering) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut Penawaran Saham Perdana merupakan kegiatan dimana perusahaan Anda, misalnya melakukan penawaran saham kepada publik dengan cara menjual sebagian kepemilikan saham kepada publik tersebut melalui pasar modal. Sehingga orang lain dapat berinvestasi di perusahaan Anda melalui penawaran saham perdana tersebut.
Bagi perusahaan, IPO merupakan salah satu cara untuk meningkatkan level perusahaan, karena sebagian kepemilikannya sudah berada ditangan banyak orang dan untuk menjadi perusahaan publik, perusahaan harus lebih transparan (menerbitkan laporan keuangan melalui surat kabar, diawasi oleh Bapepam), lebih kompetitif terhadap perusahaan sejenis dan lebih memiliki tanggung jawab. Membeli saham perusahaan publik merupakan cara termudah untuk bisa memiliki perusahaan.
Namun, bagi Anda yang justru memiliki minat untuk berinvestasi, membeli saham yang baru saja IPO merupakan salah satu jalan yang memang tricky. Jika Anda beruntung, Anda akan mendapat saham yang produktif dan mendatangkan keuntungan sedangkan jika salah mengambil langkah, Anda akan berakhir rugi. Dalam jangka panjang, saham IPO biasanya menjanjikan pertumbuhan yang cukup tinggi. Namun ada baiknya Anda lebih berhati-hati karena seperti yang dikatakan tadi, bahwa saham IPO ini memang tricky. Apalagi dalam beberapa kasus telah terbukti bahwa IPO yang sudah berdiri selama 1 tahun tidak mampu kembali pada harga penawaran pada saat pertama kali IPO.
Mendapat saham IPO yang bagus memang tidak mudah. Selain faktor pemahaman mengenai saham, keberuntunganpun menjadi salah satu faktor penting yang jadi penentu dalam kesuksesan IPO ini. Maka dari itu, perhatikan beberapa hal berikut ini sebelum Anda membeli saham IPO :
Perbanyak Informasi
Memiliki informasi sebanyak-banyaknya dan menggali pemahaman mengenai saham, terutama IPO menjadi point yang penting agar tidak salah memilih dan pada akhirnya menjadi rugi. Untuk mencari data-data yang terkait dengan perusahaan yang melakukan IPO, salah satunya merupakan kegiatan yang gampang-gampang susah. Karena tidak banyak analis yang tidak mempunyai hasil analisa terhadap perusahaan yang dimaksud. Meskipun kita bisa mendapat data dari prospectus, tapi seperti yang kita tahu, prospectus tersebut merupakan data dan informasi yang dibuat oleh perusahaan itu sendiri sehingga keberadaan data & informasi tersebut bisa diragukan karena perusahaan menginginkan mendatangkan keuntungan sehingga berbuat ‘apapun’ agar tujuant tersebut dicapai termasuk membuat data&informasi yang sebagus mungkin. Sehingga, data tersebut bisa saja diragukan kebenrannya.
Jangan lupakan juga informasi jejak rekam penjamin emisi yang akan Anda gunakan. Cari tahu berbagai informasi mengenai penjamin emisi tersebut mulai dari berapa sering penjamin emisi tersebut melakukan kegiatan IPO, seberapa sering menangani perusahaan besar IPO, bagaimana keadaan perusahaan yang IPO setelah dia tangani? Apakah stabil, melaju ataukah malah gagal dan merugi? Karena baiknya memakai jasa pejamin emisi yang telah berpengalaman, apalagi jika Anda investor yang belum berpengalaman dalam dunia saham.
Perhatikan Jumlah saham yang akan dilepas & dialokasikan ke publik
Karena menurut mitos yang beredear, semakin besar jumlah saham yang dilepas, maka biasanya akan semakin bagus (umumnya adalah 30%). Jika yang dijual ke publik lebih besar dari 30%, maka akan semakin banyak masyarakat yang berpeluang memiliki saham perusahaan itu dan secara teori transaksi saham tersebut akan lebih likuid pada pasar sekunder.
Perhatikan pula Seberapa besar saham tersebut akan dialokasikan untuk investor asing dan seberapa besar pula untuk investor lokal. Demikian juga pengalokasian untuk investor institusi dan juga investor ritel. Pengalokasian kepada kedua jenis investor tersebut harus seimbang.
Harga saham
Sebelum saham tersebut dijual, perusahaan tersebut akan dievaluasi terlebih dahulu oleh lembaga independen untuk menghitung berapa harga wajar dari sahamnya. Perhitungan tersebut selain berdasarkan atas kinerja dan prospek perusahaan bersangkutan, juga akan dibandingkan dengan perusahaan kompetitor di sektor yang sama. Barulah muncul kisaran harga, misalnya dua kali nilai buku dan seterusnya.
Awasi potensi kenaikan/penurunan saham
Siapapun yang membeli saham pada saat IPO pasti mengharapkan adanya capital gain dari saham tersebut, selain dividen, jika saham yang dibeli dipegang dalam waktu yang cukup lama. Potensi capital gain tersebut dapat dideteksi dari besarnya permintaan saham tersebut pada saat dilakukan penawaran perdana kepada publik (IPO). Inilah biasa yang dimaksud dengan over subscribe atau under subscribe, yang berarti permintaan berada diatas (melebihi) atau dibawah (kurang) dari penawaran. Semakin besar jumlah permintaan terhadap jumlah saham yang ditawarkan, maka semakin besar pula potensi adanya up side atau kenaikan harga ketika saham tersebut mulai diperdagangkan dipasar sekunder.
Dan berikut ini cara / langkah-langkah dalam membeli saham IPO :

  • Dapatkan lembaran formulir pemesanan pembelian saham penawaran umum yang disebut dengan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS), kemudian isi formulir tersebut dan lampiri dengan dengan fotokopi KTP.
  • Lakukan pembayaran atas pemesanan yang Anda lakukan dan simpan bukti pembayaran tersebut.
  • Kembalikan formulir pemesanan untuk penawaran saham perdana (IPO) tersebut yang dilengkapi dengan bukti pembayaran ke agen penjualan tepat waktu. Hari terakhir masa penawaran umum merupakan hari terakhir pengembalian. Masa penawaran umum berlangsung selama minimal tiga hari.
  • Tunggu pengumuman hasil penjatahan. Pemesanan saham tidak selalu dapat dipenuhi semuanya. Jika jumlah efek yang dipesan melebihi jumlah efek yang tersedia, maka pemesan akan mendapatkan setidaknya satu lot plus bagian yang teralokasikan dari sisa yang ada. Atau jika setiap pemesan tidak mendapat kesempatan minimal satu lot, maka penjatahan dilakukan dengan cara undian.
  • Dapatkan Surat Saham Kolektif (SSK), yaitu bukti investasi Anda.
Daftar gratis di Olymp Trade: