Pakuwon Non Preemptive Rights Issue Rp 1,7 Triliun
PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) bakal melaksanakan penerbitan saham baru melalui mekanisme tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non HMETD) atau non preemptive rights issue senilai Rp 1,7 triliun. Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) pada 12 Juni tahun ini.Manajemen Pakuwon Jati menjelaskan, saham baru yang akan diterbitkan sebanyak-banyaknya adalah sebesar 4,8 miliar unit saham. Jumlah saham baru tersebut, setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor saham perseroan, yaitu sebesar 48 miliar unit saham. Adapunnon preemptive rights issue rencananya akan dilaksanakan sekaligus atau bertahap selama dua tahun, sesuai disepakati pemegang saham pada 12 Juni. Perseroan akan menggunakan dana hasil non preemptive rights issue tersebut untuk menjalankan kegiatan usaha perseroan, baik yang dilaksanakan oleh perseroan maupun entitas anak.
Terus Merugi, Tirta Mahakam Jual Pabrik Gresik
PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT) berencana menjual aset pabrik pengolahan kayu di Gresik, Jawa Timur, kepada PT Energi Baharu Lestari dengan nilai Rp 90,7 miliar. Penjualan dilakukan akibat kerugian yang terus dialami Pabrik Gresik.Berdasarkan prospektus ringkas perseroan, Rabu (28/5), aset yang akan dijual meliputi tanah seluas 52.000 meter persegi, bangunan dan sarana pelengkap, mesin dan peralatan pabrik.Manajemen Tirta Mahakam menuturkan, impor bahan baku menyebabkan biaya produksi engineered flooring terus meningkat. Hal ini menggiring kenaikan harga jual yang tidak sesuai dengan kondisi pasar yang sedang lesu. Maka dari itu,penjualan pabrik diyakini dapat memberikan efisiensi biaya perawatan, menghindari resiko likuiditas, serta meningkatkan solvabilitas perseroan.
Bank Sinarmas Berpotensi Raih Dana Rp131 Miliar
PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) berpotensi meraih dana sebesar Rp 131 miliar, melalui pelaksanaan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) ataunon preemptive rights issue.Rencananya, perseroan akan melepas saham baru sebanyak-banyaknya 1,3 miliar unit saham dengan nominal sebesar Rp 100 per unit saham.Manajemen perseroan menjelaskan, saham baru yang akan dilepas setara dengan 10% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 13 miliar saham. Adapunpertimbangan perseroan melaksanakan non preemptive rights issue adalah untuk mendapatkan tambahan modal kerja tanpa membebani emegang saham perseroan. Kemudian, langkah tersebut, juga untuk meningkatkan struktur permodalan dan keuangan perseroan.
Beri Pinjaman, Multipolar Kembangkan Pusat Data
PT Multipolar Tbk (MLPL) memberikan pinjaman senilai Rp 71,5 miliar kepada anak usaha yakni PT Multipolar Technology Tbk (MLPT). Dana itu akan digunakan untuk ekspansi, khususnya untuk pengembangan bisnis pusat data.Manajemen Multipolar menuturkan, pinjaman akan jatuh tempo dalam tiga tahun. Fasilitas tersebut disertai bunga sebesar 11% per tahun. Diharapkan kegiatan inidapat mengoptimalkan saldo aset non operasional serta meningkatkan potensi pendapatan bunga yang akan diperoleh dari transaksi ini. Selain itu,perseroan yakin bisnis pusat data atau data center yang dikelola Multipolar Technology memiliki prospek yang menjanjikan di masa depan.
Sarana Menara Bakal Terbitkan 1,02 Miliar Saham Baru
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,02 miliar saham baru atau 10% dari modal disetor dalam perseroan, dalam rangka penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).Manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi Rabu (28/5) mengungkapkan, penggunaan dana tersebut untuk menambah modal kepada anak perusahaan, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), untuk membangun dan/membeli menara telekomunikasi dan/atau melakukan investasi pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang telekomunikasi.Perseroan rencananya kan meminta persetujuan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 13 Juni 2014.Pelaksanaan transaksi HMETD tersebut dapat dilakukan dalam jangka waktu dua tahun sejak tanggal persetujuan RUPSLB.

Daftar gratis di Olymp Trade: