Anda yang seorang karyawan sudah sepantasnya memikirkan bahwa suatu saat akan pensiun dari pekerjaan yang anda geluti sekarang. Ketika pensiun barangkali seseorang akan mendapatkan dana yang cukup besar, tetapi itu bukanlah jaminan anda akan menghadapi masa pensiun dengan tenang. Begitu banyak cerita yang muncul soal mereka yang mengalami masalah finansial setelah pensiun. Maka solusi yang sebenar-benarnya adalah masa pensiun haruslah direncanakan dengan matang, dan bila mungkin, direncanakan sejak jauh sebelum masa pensiun mendatangi diri anda.
Artikel ini akan mengulik beberapa hal yang perlu anda ketahui soal merencanakan keuangan di masa pensiun anda. Tidak lain ini adalah upaya untuk membuat anda merasa tenang menghadapi masa pensiun yang cepat atau lambat akan datang. Bagaimanapun masa pensiun adalah perubahan yang berarti bagi diri anda, dari yang biasanya setiap hari bekerja kini tidak lagi bekerja. Dari yang setiap bulan menerima gaji dan bonus, hanya menerima jatah pensiun saja dengan batasan tertentu. Berbagai perubahan tersebut sudah selayaknya dipersiapkan dengan cara berikut:
:: Mengikuti Program Pensiun

Masa pensiun harus dinikmati. Maka perencanaan sejak awal adalah keniscayaan. | via gopru.wordpress.co


Tentu saja untuk merencanakan keuangan pensiun, kita harus mengikuti program pensiun. Berbagai program pensiun sekarang dimunculkan baik oleh perusahaan maupun dari lembaga keuangan baik negeri maupun swasta. Bila perusahaan tempat anda bekerja tidak menawarkan program pensiun, maka sudah menjadi kewajiban anda untuk memberi usulan kepada pimpinan perusahaan untuk mengadakan program tersebut. Selain itu anda juga bisa memiliki pilihan lain untuk ikut program pensiun yang ditawarkan oleh berbagai lembaga keuangan yang ada. Pilihannya ada begitu banyak dengan berbagai macam kapasitasnya. Anda perlu mengecek pilihan-pilihan tersebut satu per satu untuk mendapatkan program yang paling sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan finansial anda.
Ada data yang menarik dari survei yang dilakukan oleh sebuah lembaga. Survei tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen karyawan tidak memiliki kemapanan finansial yang dibutuhkan untuk menghadapi pensiun. Kemudian yang mengejutkan adalah meskipun separuhnya dinyatakan tidak siap, 25 persen dari total sampel itu tidak mengikuti program pensiun yang diselenggarakan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Kendati begitu tidak dijelaskan apakah jumlah sebanyak itu mengikuti program pensiun di lembaga keuangan atau tidak. Ketika mengikuti yang lain ya sebenarnya tidak masalah, tetapi akan jadi masalah ketika pensiun tidak dipersiapkan. Data terakhir yang didapat dari survei itu adalah rata-rata setiap menghabiskan 20 tahun masa pensiun. Angka terakhir ini didapatkan dari selisih usia pensiun dan rata-rata harapan hidup warga.
:: Prioritas 1: Lunasi Hutang
Barangkali yang terpikirkan oleh begitu banyak orang jelang masa pensiun adalah investasi atau bahkan membuka usaha. Hal tersebut tidaklah salah, bahkan bisa dikatakan sebuah ide yang sangat baik karena seseorang masih bisa beraktivitas dengan normal sebagaimana ketika mereka masih bekerja sehari-harinya. Namun berbagai pakar menyatakan bahwa itu adalah prioritas yang kedua, nanti akan diuraikan dalam bagian berikutnya. Prioritas pertama yang harus dilakukan adalah membebaskan diri anda dari hutang terlebih dahulu. Pastikan semua hutang anda terlunasi dengan baik sebelum anda memasuki masa pensiun. Jangan sampai ketika sudah pensiun, pemasukan menjadi terbatas tidak lagi seperti ketika masih bekerja, tetapi anda masih harus dibebani dengan kewajiban membayar hutang.
Melunasi hutang tentu saja adalah perkara finansial yang perlu anda perhatikan. Ketika kita masih memiliki hutang dalam jumlah tertentu kepada pihak lain, kita harus membayar hutang tersebut berikut dengan bunga pinjaman yang telah disepakati di awal. Maka cek dulu tagihan kartu-kartu kredit yang anda miliki, perhitungkan dengan cermat hingga kapan anda harus menyelesaikan kewajiban membayar hutang-hutang tersebut. Jika kira-kira waktunya pensiun sudah dekat tetapi masih ada sisa-sisa hutang, pastikan anda fokus pada pelunasan dan bukannya malah membuat hutang baru dengan penggunaan kartu kredit tersebut. Kendati demikian, ini bukanlah masalah finansial semata. Memiliki hutang juga dipandang sebagai perkara psikologis, bagaimanapun kita tidak akan merasa tenang ketika masuk masa pensiun dengan hutang segudang yang belum dibayarkan. Ketidaktenangan itu dikhawatirkan justru akan mendorong anda pada keputusan-keputusan yang justru tidak produktif.
:: Prioritas 2: Investasi

Letakkan dana anda dalam berbagai produk investasi. | via kanalsatu.com


Setelah anda menempatkan pelunasan hutang pada prioritas pertama, maka sekarang saatnya bergerak pada prioritas kedua, yaitu investasi. Anda bisa melakukan banyak sekali hal untuk memulai investasi pada berbagai macam sektor. Tentu saja dorongan untuk investasi ini ada karena kita tidak akan merasa cukup jika hanya menabung. Bunga tabungan yang relatif kecil, itupun pada jumlah tertentu saja, memang selayaknya mendorong kita untuk menyimpan dana kita dalam bentuk investasi. Seperti yang tadi disinggung, ada berbagai macam sektor yang menyediakan fasilitas untuk menyimpan dana anda. Misalnya anda bisa meletakkan dana anda dalam berbagai macam produk keuangan mulai dari deposito, reksa dana pasar uang (dan jenis-jenis reksa dana lainnya), saham, hingga asuransi. Atau anda bisa meletakkan dana anda dalam investasi riil seperti properti, tanah, emas, dan sebagainya.
Untuk memutuskan investasi apa yang ingin anda lakukan, pertama-tama tentukan dulu tujuan finansial anda. Rumuskan tujuan tersebut dengan detil mulai dari berapa nilainya, hingga kapan pencapaian yang anda harapkan. Kemudian lihatlah kondisi keuangan anda dan seberapa besar tingkat pemahaman anda mengenai sebuah produk investasi. Misalnya anda adalah seorang investor pemula yang tidak mau ribet dengan urusan keuangan, bisa jadi anda memilih produk reksa dana. Pada reksa dana nanti dana anda akan dikelola oleh manajer investasi, anda tidak harus mengelola sendiri. Namun bila anda punya kemampuan, dana cukup, serta potensi untuk mendapatkan keuntungan yang relatif besar, anda bisa mencoba saham ataupun sektor riil seperti tanah dan rumah.
:: Perketat Pengeluaran; Hiduplah Sederhana Saja
Bila melunasi hutang dan melakukan investasi adalah sebuah prioritas satu dan dua, maka mengetatkan pengeluaran dengan cara mengubah gaya hidup menjadi sederhana adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat lagi ditawar. Jangan remehkan hal ini karena banyak sekali cerita menyebutkan orang selalu gagal untuk hidup sederhana ketika memasuki masa pensiun. Bagaimana bisa demikian? Rupanya ketika seseorang mengikuti program pensiun, mereka akan mendapatkan uang pensiun dalam jumlah yang cukup besar ketika mereka memasuki masa pensiun. Maka tak heran bila kadang uang pensiun yang cukup besar itu dianggap bak durian runtuh. Yang sering sekali terjadi adalah mereka yang tidak bisa mengontrol pengeluaran dan mengubah gaya hidup menjadi sederhana justru menghabiskan dana pensiun tersebut dalam waktu yang relatif singkat. Agaknya mereka lupa kalau ada kebutuhan-kebutuhan bulanan yang masih harus selesai dipenuhi dengan uang pensiun tersebut.
Dua hal yang sering sekali dilakukan ketika orang memasuki masa pensiun adalah berlibur dan melakukan renovasi rumah. Tentu saja hal tersebut sangat dapat dipahami, karena selama sekian puluh tahun bekerja barangkali sulit untuk menentukan waktu berlibur dengan waktu yang benar-benar luang. Kemudian karena selama bekerja minim sekali melakukan perawatan rumah, maka setelah pensiun baru saatnya melakukan renovasi rumah. Tidak akan menjadi masalah ketika dua hal tersebut sudah direncanakan dan danannya dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Namun ketika dua aktivitas yang membutuhkan biaya besar itu justru secara spontan dilakukan dari uang pensiun yang didapatkan, hal tersebut cukup membahayakan cadangan dana anda.
:: Menyiapkan Dana Pendidikan dan Dana Darurat

Siapkan dana pendidikan anak sejak dini supaya lebih leluasa mengatur keuangan jelang pensiun. | via www.futuready.com


Bila liburan pasca pensiun dan renovasi rumah saja bisa direncanakan, maka sepatutnya dana pendidikan juga lebih bisa direncanakan lagi. Pendidikan adalah kunci perubahan bagi kehidupan, karena pengetahuan itu sejatinya menggerakkan sebuah masyarakat ke dalam kondisi yang lebih baik. Kita tentu tahu bahwa dananya memang tidak sedikit, oleh sebab itu memang perlu direncanakan dengan baik. Banyak cerita ditemukan ada orang yang sudah pensiun tetapi masih mampu menyekolahkan ketiga anaknya hingga perguruan tinggi. Rahasianya tentu saja perencanaan yang matang untuk pendidikan anak mereka tersebut.
Secara praktis, bagaimana hal tersebut dilakukan? Ada banyak cara yang bisa kita lakukan, salah satunya adalah dengan membeli reksa dana saham. Anggaplah anda sudah menyiapkan dana pendidikan anak ketika anak masih berumur 7 tahun atau bahkan kurang. Itu artinya tujuan finansial anda termasuk jangka panjang, katakanlah hingga anak lulus kuliah strata satu umur 23 tahun. Bila perlu, setiap tujuan finansial jangka panjang anda bisa dibelikan sebuah produk reksa dana saham.
Nah, itulah beberapa hal yang harus anda pertimbangkan sebelum memasuki masa pensiun anda. Ibarat kata memasuki gerbang kehidupan yang baru, kita harus melangkah dengan optimis dan tak lupa membawa payung sebagai perlindungan ketika tiba-tiba terjadi hujan deras. Optimis, objektif, dan realistis lah ketika harus menghitung berbagai macam kebutuhan serta peluang yang bisa anda dapatkan setelah memasuki masa pensiun.

Daftar gratis di Olymp Trade: