Investasi di reksa dana sudah mulai banyak dilakukan oleh masyarakat karena bebeberapa alasan. Antara lain reksa dana itu punya persyaratan yang sederhana, memiliki risiko yang relatif lebih kecil dibandingkan saham, bisa dimulai dari dana yang kecil (Rp 100 ribu), serta dimudahkan dengan adanya supermarket reksa dana online yang sangat memberikan kepraktisan bagi para investor.
Baca: Beli Reksa Dana Online? Bisa!
Apakah anda sudah memulai berinvestasi di reksa dana setelah membaca beberapa artikel mengenai reksa dana di website ini? Kali ini kami telah mencarikan anda beberapa kisah tentang orang-orang yang telah melakukan investasi di reksa dana. Kisah-kisah tersebut akan kami kompilasikan kepada anda dan ditunjukkan benang merahnya. Semoga anda turut terinspirasi untuk kemudian menjadikan reksa dana sebagai lahan investasi anda.
Awal Berkenalan dengan Reksa Dana
Ada beberapa orang yang membagikan kisahnya menyatakan bahwa mereka memang memiliki basis pendidikan mengenai perencanaan keuangan, jadi sebenarnya produk reksa dana bukanlah hal yang sangat asing bagi mereka. Namun sebagian yang lain menyatakan mereka tidak memiliki basis pendidikan tersebut dan mengakui bahwa mendapatkan informasi reksa dana dari keluarga, rekan sejawat, atau bahkan dari artikel di internet. Kendati demikian, mereka belakangan sama-sama mengakui bahwa teori yang mereka baca sebelumnya relatif lebih mudah dari pada ketika langsung menghadapi reksa dana yang sebenarnya.
Sebagian besar dari mereka tidak menceritakan dengan detil apa yang mendorong mereka untuk melakukan investasi di reksa dana. Namun ada satu orang yang bercerita bahwa keputusannya muncul ketika dia menyadari bahwa menabung saja tidaklah cukup untuk memenuhi tujuan finansialnya di masa depan. Menabung, menurutnya, tidak memberikan bunga yang cukup besar bila dibandingkan dengan reksa dana. Sebenarnya bukan besaran bunga lah yang dia permasalahkan, tetapi fakta bahwa nilai inflasi yang kerap kali lebih besar dari bunga justru akan membuat uang tabungan tersebut tergerus sedikit demi sedikit. Oleh karena itu dia memilih investasi reksa dana.
Lantas dari sekian banyak jenis investasi, mengapa memilih di produk reksa dana? Ada yang membandingkan reksa dana dengan investasi lain seperti emas, properti, dan saham. Menurutnya ketiga jenis investasi tersebut masih terlalu mahal untuknya. Katakanlah untuk mencapai nilai optimal, dia harus membeli emas 10 gram dengan harga sekitar Rp 5.300.000, jumlah itu terlalu besar. Apalagi dengan investasi properti yang membutuhkan lebih banyak dana. Sedangkan ketika ditawari saham, dirinya masih keberatan soal harga yang 1 lot bisa mencapai Rp 10 juta, belum lagi ketika harus mengerti cara memainkannya di bursa. Di reksa dana dia bisa mulai investasi dengan Rp 100 ribu, itupun di’main’kan oleh manajer investasi.
Sedangkan orang yang lain cerita bahwa dirinya belum lama bekerja, baru saja menikah, dan dikaruniai satu orang anak. Meski dana terbatas, dia merasa belum memiliki kebutuhan yang sangat tinggi, misal, pendidikan anak. Maka dia memilih beli reksa dana dengan dana yang kecil. Dia memutuskan untuk membeli reksa dana saham dengan tujuan sebagai dana membeli uang muka mobil, rumah, persiapan dana pendidikan, serta rencana liburan keluarga. Dia merencanakan membeli reksa dana setiap tahunnya pada bulan September atau Oktober.
Proses Pembelian Reksa Dana
Sama seperti yang ditulis pada artikel-artikel soal reksa dana di website ini, rupanya mereka juga mengawali investasi dengan tujuan. Sudah sedikit disinggung di atas, ada yang memang bertujuan untuk menjadikan reksa dana tersebut sebagai uang muka berbagai kebutuhan mendasar keluarga yang harus segera dipenuhi seperti rumah dan mobil. Ada juga yang membeli reksa dana untuk biaya kuliah kedua anaknya yang masih berusia 13 tahun dan 6 tahun. Karena termasuk investasi jangka menengah hingga panjang, masing-masing tujuan itu dibelikan reksa dana saham. Ini adalah sebuah strategi yang sangat baik, kebutuhan pendidikan anak memang harus direncanakan sejak lama. Jadi setiap tujuan dia belikan satu reksa dana khusus.
Setelah mereka tahu tujuan finansial mereka, lalu dimulailah aksi mengobservasi jenis reksa dana yang ditawarkan berbagai perusahaan manajemen investasi. Ada yang memilih membeli reksa dana di bank tertentu lantaran sistem internet banking yang mereka anggap bagus. Seperti tadi sudah disinggung sedikit, membeli reksa dana bisa dilakukan secara online. Artinya kita tidak perlu datang langsung tiap kali mau membeli atau menjual reksa dana. Tentu saja fasilitas ini sangat membantu mereka yang hidup di pulau-pulau di luar Jawa ataupun daerah yang relatif jauh dari pusat-pusat ekonomi.
Sedangkan seorang yang lain sudah mengerti teori tentang reksa dana, maka dia lalu melakukan perbandingan dari beberapa reksa dana yang ditawarkan. Komponen yang dia lihat terutama pada return yang paling tinggi, serta perbandingan kinerja manajer investasi dari tahun ke tahun. Dia menuliskan, lebih baik mengamati kinerjanya selama 3-5 tahun belakangan untuk membeli produk reksa dana darinya di tahun depan. Itu yang dia yakini setelah menempuh pendidikan yang dia inginkan.
Namun tidak selamanya return yang tinggi itu menarik di mata investor. Seorang yang lain menuliskan bahwa dirinya cenderung untuk memilih reksa dana dengan kinerja yang termasuk biasa-biasa saja. Tentu saja dia menghindari reksa dana yang menawarkan return yang rendah, tetapi juga menghindari yang menurutnya terlalu tinggi. Dia memilih reksa dana yang normal mengikuti fluktuasi pasar. Baginya, reksa dana yang menawarkan return tinggi itu justru mencurigakan. Poin kecurigaan itu adalah “diinvestasikan ke mana?” Jangan-jangan diinvestasikan ke, misalnya, perusahaan produksi senjata atau obat-obat bius yang memang sangat berkembang? Tidak cukup di sana, dia pun lalu memilih untuk membeli reksa dana syariah, yang tentu saja menghindari transaksi yang diharamkanoleh agama. Jadi selain kaya di dunia, dia juga didorong keyakinan untuk mencapai dunia akhirat yang baik.
Tentu saja ada pertimbangan pribadi yang barangkali berbeda setiap orangnya. Namun mereka sepakat bahwa mereka akan meletakkan uang mereka pada perusahaan manajemen investasi yang punya kredibilitas dan rekam jejak yang baik. Jikapun penelusuran tentang rekam jejak masih kesulitan untuk dilakukan, paling tidak perusahaan tersebut terdaftar resmi dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Artinya, dia resmi, dan kalau terjadi hal yang tidak diinginkan kita bisa melakukan tindakan dengan tepat.
Mengelola Reksa Dana
Setelah merencanakan tujuan dan mulai survei beberapa produk reksa dana berikut manajemen investasi yang menaunginya, kini saatnya melihat bagaimana mereka bergulat dengan reksa dana yang mereka beli. Ada yang masih pusing pada tahun pertama ketika melihat harga reksa dananya turun, dia merasa uangnya hilang karena penurunan harga tersebut. Begitu juga sebaliknya, ketika harganya naik dia merasa uangnya bertambah banyak. Suatu saat ketika harga reksa dana turun, dia lalu menjualnya karena khawatir kalau uangnya akan hilang. Padahal saat itu harganya sedang murah sekali, jadi dia sebenarnya rugi. Sebaliknya, ketika harganya tinggi dia justru membeli (top up) reksa dana lagi karena terbawa perasaan setelah investasinya berhasil. Dia merasa pengalaman itu salah, tetapi justru mendidiknya secara langsung. Yang benar adalah membeli reksa dana ketika murah, dan menjualnya ketika tinggi.
Lalu soal strategi reksa dana, dia menceritakan kalau setiap tujuan investasi dia buatkan satu reksa dana. Untuk jangka menengah hingga panjang, dia membeli produk reksa dana saham. Namun dia juga memiliki satu buah reksa dana pasar uang yang dia sebut sebagai “dana parkir” lantaran bisa diambil kapanpun dia membutuhkannya. Kelebihan dari reksa dana ini menurutnya lebih fleksibel. Dia bisa mencairkan secara online. Selain itu bila dibandingkan dengan deposito, reksa dana ini lebih fleksibel baik dari waktu pencairan ataupun ketika akan top up.
Baca: Menakar Keuntungan Reksa Dana Pasar Uang dibanding Deposito
Sedangkan yang tadi membeli di reksa dana syariah, akhirnya dia juga membeli reksa dana lain di perusahaan manajemen investasi lain yang bukan syariah. Kendati demikian, dia meminta kepada manajer investasi agar dananya digunakan untuk investasi hal-hal yang tidak diharamkan dalam ajaran agama. Sebenarnya keberatan yang dia ajukan bukanlah soal syariah atau tidak syariah. Namun dalam pengalamannya tersebut, perusahaan yang menyediakan produk reksa dana syariah yang dia miliki tidak menyediakan fasilitas online tiap kali bertransaksi. Itulah mengapa dia merasa terlalu repot karena harus tiap kali pergi ke kantor jika ingin menjual atau top up. Reksa dana lain yang belakangan dia beli menawarkan fasilitas tersebut sehingga dia menjadi lebih praktis dalam mengelola investasinya.
Nah, itu tadi beberapa pengalaman orang yang menginvestasikan dananya pada produk reksa dana. Bagaimanapun, produk ini masih dianggap sangat menarik untuk dijalani, terutama bagi anda yang memiliki prioritas pada keamanan uang anda. Kendati begitu, sebagaimana halnya investasi dalam bentuk lain, reksa dana juga memiliki risiko yang perlu saja dipertimbangkan. Namun selama kita berhati-hati dan sesuai prosedur, risiko tersebut barangkali bisa diminimalisir.

Daftar gratis di Olymp Trade: