Dalam dunia perdagangan, apapun yang diperdagangkan seperti komoditi, barang elektronik, minyak dll pasti si penjual mengharapka harga jual yang lebih tinggi dan pembeli mengharapkan harga yang lebih rendah. Setelah terjadinya tawar menawar maka kalau kedua belah pihak sepakat, maka akan terjadi lah process perdagangan dimana pembeli menyerahkan uang dan penjual menyerahkan barang.

Demikian sama halnya dengan perdagangan obligasi/bond, dimana ada yang akan menjual dengan harga tertentu dan ada yang menjual dengan hal tertentu. Yang menjadi pertanyaan adalah berapa harga yang akan penjual jual dan berapa harga yang akan penjual beli, supaya harga itu sesuai dengan yield yang diharapkan sesuai dengan kondisi pasar pada saat itu. Contohnya :

Tanggal 1 Januari 2008 Bapak Robert baru membeli obligasi dari penawaran perdana :

a. nilai par obligasi    Rp.100 juta
b. Bunga kupon   10% pertahun dibayar setiap tahun yaitu Rp.10 juta
c. Jatuh tempo obligasi  1 Januari 2018 (10 tahun dari Sekarang)

Dari contoh diatas, Bapak Robert akan memperoleh return/yield sebesar 10% dari obligasi selama 10 tahun.

Bila diasumsikan, satu bulan setelah pembeli obligasi ini yaitu tanggal 1 Pebruari 2008, bunga pasar telah naik menjadi 14% per tahun. Tentunya obligasi yang tadi dibeli oleh Pak Robert dengan return 10% pa sudah tidak menarik lagi, sehingga Pak Robert memutuskan untuk menjualnya dan akan membeli intrumen lagi yang memberikan return sebesar 14% itu.

Apabila ANDA adalah calon pembeli pada saat itu 1 Pebruari 2008, tentunya anda punya pilihan yaitu :
1. Membeli instrumen yang ada dipasaran denga yield 14% p.a. atau
2. membeli obligasi Pak Robert itu, bila memberikan yield sebesar 14% juga atau lebih.

Untuk dapat menghitung berapa harga obligasi Pak Robert itu, bila ANDA menginginkan return MINIMAL 14% p.a., maka pada PRINSIPNYA dari perhitungan ini adalah :

1. Mem Present Value jumlah seluruh bunga kupon yang akan dterima dalam 10 tahun mendatang yaitu Rp.10 juta kupon bunga pada tahun pertama, Rp.10 juta tahun kedua, Rp.10 juta tahun ketiga sampai tahun ke sepuluh

      dan ditambah dengan

2. Present Value dari Nilai Pokok Bond/Principal (Par value) bond Rp.100 juta

Adapun rumusnya adalah :

Vb  = INT  x (1-1/(1+r)^t)   +   M
————-          ———–
r                  (1+r)^N

Dimana :

Vb    : singkatan dari Valuation Bond – nilai bond saat dihitung
INT   : Nilai bunga kupon yang diterima setiap periode pembayaran
Kupon (yaitu 10% x Rp.100 juta = Rp10 juta per tahun)
t       : jumlah period pembayaran kupon, dari saat ini sampai bond
jatuh tempo, dalam contoh kasus ini adalah 10 periode
r       : tingkat bunga yang ada dipasar saat ini (expected return),
dinyatakan dalam % per tahun yaitu 14%. Bukan bunga kupon obligasinya
M      : Nilai pokok (par) obligasi yang akan diterima pada saat obligasi
jatuh tempo
N      : jumlah periode sampai jatuh tempo obligasi, dalam kasus in adalah 10 periode

Dengan menggunakan rumus diatas, nilai obligasi Pak Robert dengan bunga 14% pertahun adalah Rp………………

Vb  = INT  x (1-1/(1+r)^t)   +   M
————-          ———–
r                  (1+r)^N

Vb  = 10 juta  x (1-1/(1+10%)^10)    +   100 juta
————-                    ———–
10%                       (1+10%)^10

  = Rp.   79,135,537.41

Jadi bila anda ingin memperoleh yield sebesar 14% (atau lebih ) dari obligasi Pak Robert yang nilainya Rp.100 juta itu, maka ANDA harus menawar obligasi itu dengan harga MAXIMAL Rp   79,135,537.41 (Irwan Santoso).

Daftar gratis di Olymp Trade: